Selasa, 04 Februari 2014

antara Lagu raihan dan Rindu Kampung Halaman..




antara LAgu raihan dan Rindu Kampung Halaman..

Hanyalah anak..
Anak yang sholeh
Bisa memberikan kasih sayangnya.
Hanyalah anak..
Anak yang sholeh
Bisa mendoakan hari akhiratmu. (Kutipan sepenggal lagu Raihan ‘anak yang sholeh’)
                                                                
   Lagu ini saya kenal saat sedang menyenyam bangku sekolah menengah atas negeri di Bandar lampung (SMUN 2 Bandar Lampung); terus terang lagu ini sangat berarti (it’s honestly said).

Setiap mendengar deretan syair lagu ini, lamunanku melayang mengingat-ingat masa-masa di kala pertama kali Allah mempertemukan dengan lingkungan islami. Walau belum berjilbab, diri ini pede-pede saja berinteraksi dengan mbak-mbak berjilbab, mengikuti kegiatan-kegiatan keislaman, menjadi salah satu panitia pesantren kilat dan bahkan mentor agama di acara pesantren tersebut. Kadang ada rasa malu dan tidak percaya diri menjalaninya tapi karena niatnya memang ingin belajar ilmu agama dan mbak-mbaknya juga sangat welcome, Alhamdulillah sangat enjoy menjalaninya. Namun ada hal lain yang sungguh sangat lebih sangat berarti.

(Kita kembali lagi ke syair lagu di atas yaa) 
Apa kaitannya antara lagu di atas dengan keberartian yang saya sebut-sebut sebelumnya ?
Ceritanya begini : Setelah interaksi yang intens dengan kegiatan keislaman tersebut, di kelas dua, caturwulan terakhir saya memutuskan akan memakai jilbab, apapun halangan dan rintangan yang terjadi.
Memang bukan kali pertama saya memutuskan memakai jilbab, saat masuk bangku SMA,niatan ini sudah ada ; dan sudah sedikit demi sedikit direalisasikan, ini ditunjukkan dengan pengukuran seragam sekolah rok panjang dan baju lengan panjang. Namun dikarenakan orangtua masih melarang, maka pelaksanaan niatan ini pun tertunda.
Setelah saya utarakan kembali pada keluarga, orangtua sangat marah, dan sangat tidak suka dengan keputusan tersebut, bahkan saat pertemuan keluarga besar(kakek,nenek, paman, bibi dan sepupu-sepupu) juga tidak setuju dengan keputusan yang saya ambil (saat itu ada adegan nangis-nangisan berhari-hari.. hiks).  Karena memang sudah tekad baja melakukannya, maka saya tetap memutuskan memakai jilbab, meskipun papa mama dan keluarga besar tidak menyetujuinya.

Dasar anak keras kepala !!! 

Tidak mudah melaluinya, melakukan sesuatu diluar restu orangtua dan keluarga besar; sindiran, sorotan,tatapan mata yang menunjukkan kekurangberkenannya…
10 bulan berlalu,restu kudapatkan. Dan restu itu benar-benar menjadi energi luar biasa untuk mengarungi kehidupan selanjutnya…

(added info --> cerita nya saya sedang rindu Kampung halaman)

Lampung !!  Bagaimanakah kabar orang tua; Papa dan Mama di sana ? serta semua keluarga besar? Kerinduan ingin sekali tertuntaskan, namun ruang dan waktu mensekat kita.
Dalam doa sholatku ini kupanjatkan “ Semoga Allah menjaga, meridloi dan membimbing diri ini agar mampu menjadi anak baik dan sholeh (ah) untuk semua orang-orang di sekitar hamba..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar