Si Brownies
Adakalanya kita sudah merencanakan sesuatu, namun
ternyata hanya terealisasi sebagian, atau bahkan tidak terealisasi sama sekali.
Karena saya ibu-ibu, saya lihat ini dari sudut
pandang dapur saja..
Suatu ketika saya mencoba membuat kue
brownies kukus.. , saya siapkan bahannya,alat, resep resep internet serta
cerita pengalaman dari teman teman yang sudah berhasil membuat kue tersebut.
Detail sekali saya membuatnya, mencampur adonan
satu persatu dibantu dengan alat mixer, hingga akhirnya mengembang dan
kemudian saya masukkan loyang kemudian dimasukkan ke panci kukus yang telah
siap diatas kompor gas berapi.
Setelah saatnya saya angkat (sekitar 30 menit)
ternyata oh ternyata.. hiks,hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan,
tinggi adonan hanya sepertiga dari tinggi adonan awal (I’m failed).
Saya jadi ingat asal muasal kue brownies yang
cukup banyak versi, diantaranya yang paling saya ingat ini.. :
Diceritakan seorang pemuda pengusaha kue yang mengalami
krisis keuangan dan hampir membuat usahanya gulung tikar. Dia punya seorang
karyawan yang masih temannya sendiri yang setiap pagi akan menjualkan kue-kue
buatannya. Pada suatu hari dengan modal terakhir yang dia miliki, pemuda
pengusaha kue tersebut membeli bahan-bahan untuk membuat kue coklat.
Hampir semalam suntuk dia berusaha keras membuat
kue coklat lezat seperti yang tertera pada resep kue coklat. Pekerjaannya baru
selesai saat fajar tiba. Namun alangkah kecewanya pemuda tersebut setelah
melihat hasil kue coklatnya yang jauh berbeda dari yang terdapat pada buku
panduan resep kue coklat. Modal terakhir yang dia punya pun telah habis untuk
bahan-bahan kue coklat tersebut
Seperti biasanya pada pagi harinya sang karyawan
datang mengambil kue hasil buatan majikannya tersebut. Tanpa bertanya karena
melihat sang majikan tengah tertidur lelap akibat kelelahan membuat kue
semalaman, dia mengambil kue-kue coklat tersebut dan menjualnya pada para
pelanggan kue sang majikan. Para pelanggan sangat menikmati kue coklat itu dan
kembali memesan untuk keesokan harinya, mereka mengira kue itu resep baru dari
si pemuda tersebut. Dengan banyaknya pesanan kue coklat yang dikira gagal itu
sang pemuda selamat dari gulung tikar (Wikipedia)
Indah sekali rasa kekecewaannya itu, berbuah
manis, dan memberikan banyak pelajaran bagi saya.
Hidup ini memang tidak selalu sesuai dengan
yang kita rencanakan, siapkanlah selalu secara sadar ; the alternative plan
: plan A plan B dan plan C, dst
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui" (QS. Al Baqarah : 216)
Singkat cerita saya memang gagal buat brownies kukus, namun saya sekarang sudah punya langganan toko kue aman** dekat monument pers solo. Sangat enak..(well recommended)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar