Rabu, 11 Desember 2013

Maaf




Saya Mengaku Salah…

Ku panjatkan  maaf pada Allah, diri sendiri dan orang orang sekitar, karena masih saja menunda dan abai terhadap rencana dan target capaian. Terhadap capaian ibadah harian saja, masih mengecewakan. Terhadap pengelolaan uang saja, kadang masih suka nakal dan kurang tertib. Bahkan yang janjinya gag maumarah sama si sulung,masih saja bisa kesulut emosi (maaf ya nak). :(

Banyak sekali kelalaian dan kesalahan yang kita lakukan.., terhadap  diri sendiri, orang-orang sekitar kita dan Allah ta’ala. Dan  dari semua kesalahan itu ada yang kita sadari dan ada pula yang tidak.

Entry point kali ini, saya bukan hendak menghakimi setiap orang yang salah dan lalai (karena kita semua hanya manusia biasa ) Saya hanya berharap agar kita menjadi orang yang berhati terbuka, mau menerima masukan dari siapapun dan dalam keadaan bagaimanapun. Karena tidak jarang saya menemui (tertunjuk untuk diri sendiri) sudah salah tapi tidak mengaku salah malah menyalahkan orang lain atau malah menyalahkan Allah ta’ala.

Berbuka hati dan berbenahlah
Banggalah menjadi orang yang mau terbuka hatinya dan kemudian berbenah. Dan…, semakin banggalah  lagi bila setelah itu mau mengajarkan kepada orang lain agar tidak melakukan kesalahan yang sama.


Kamis, 31 Oktober 2013

Penghargaan dari dosen untuk ketiga muridnya

Penghargaan dari dosen untuk ketiga muridnya


Suatu ketika saya membaca testimoni perkuliahan dosen terhadap mahasiswanya.
berikut kira kira :

Suatu sore di sebuah ruangan besar, di akhir perkuliahan, dosen dan murid muridnya sedang berdialog mengenai kegiatan perkuliahan hari ini.
Dosen bertanya pada salah seorang murid
Dosen : " hari ini sepanjang perkuliahan, hal apa yang paling melegakan dirimu (murid di barisan pertama)?"
Murid 1 : "saya tidak terlambat kuliah pak"
Dosen : "kalau anda?" (menunjuk murid dibarisan kedua)
Murid 2 : "saya tidak mengantuk saat kuliah pak"
Dosen : "kalau anda?" (murid di barisan ke 3)
Murid 3 : "saya bisa konsentrasi saat kuliah pak."

Atas jawaban itu dosen memberi senyum penghargaan pada mahasiswa pertama, memberi tepuk tangan bangga pada mahasiswa kedua, dan memberi jabat tangan diikuti pelukan pada mahasiswa ketiga. Dosen kemudian melanjutkan obrolan sambil bersenda gurau hingga mereka akhirnya berpisah di taman kampus.

Saya tertegun, mengapa setelah mahasiswa menjawab pertanyaan, sang dosen memberi penghargaan yang berbeda beda pada ketiga murid tersebut : ada yang senyum, tepuk tangan dan ada yang jabat tangan- pelukan.
apakah hanya kebetulan atau memang ada maknanya.

mmm...,
Namun hemat saya ada maknanya, bahwa mereka mereka yang pengorbanannya lebih banyak maka penghargaan dan rewardnya pun lebih spesial..!
 Bisa jadi..  :)


Selasa, 08 Oktober 2013

Salah Satu Sumber Inspirasi Saya Di Sini


Ya, Beliau Salah Satu Sumber Inspirasi Saya Di Sini
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin, Rasulullah dikaruniai empat sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan Fathonah. Beliau adalah contoh terbaik dan sumber inpirasi bagi siapapun.
Selain rasulallah, ada juga orang-orang di sekitar kita yang selalu menginspirasi dan memberikan contoh.
Dalam hal ini saya hendak bercerita tentang beliau bos saya..
Saya menghormati dan menghargai beliau, layaknya beliau dengan begitu santun menghargai siapa saja yang ada di sekitarnya : atasan,bawahan, muda, tua, muridnya, apalagi bila gurunya.
Sifatnya yang selalu mampu menempatkan diri sesuai pada tempatnya itu yang terus kupelajari, amati, saat berinteraksi ataupun jauh darinya.
Rasa syukur yang sangat mendalam, dipertemukan dengan orang-orang seperti ini, yang tulus, ikhlas, dan loyal menjalankan tugas tugasnya. Bahkan walau loyalitas dan kesungguhannya tidak harus berhadiah langsung (uang,naik pangkat,dll)
Saya sangat bersyukur, akan dan terus terpacu memperbaiki diri layak sepertinya, tidak harus menjelma persis, namun menduplikasi kebaikan kebaikannya.
Saya sangat meyakini, orang orang yang baik itu akan dikumpulkan dan dipertemukan juga dengan orang-orang baik.

≈Ўªãª≈ Allah.. Mudahkanlah jalannya menuai keridhoanmu, dan bimbinglah hamba agar bisa jadi bawahan yang baik untuknya.. :)

Jumat, 30 Agustus 2013

Another God's Plan



 Si Brownies

Adakalanya kita sudah merencanakan sesuatu, namun ternyata hanya terealisasi sebagian, atau bahkan tidak terealisasi sama sekali.

Karena saya ibu-ibu, saya lihat ini dari sudut pandang dapur saja..
 Suatu ketika saya mencoba membuat kue brownies kukus.. , saya siapkan bahannya,alat, resep resep internet serta cerita pengalaman dari teman teman yang sudah berhasil membuat kue tersebut.
Detail sekali saya membuatnya, mencampur adonan satu persatu dibantu dengan alat mixer, hingga akhirnya mengembang dan kemudian saya masukkan loyang kemudian dimasukkan ke panci kukus yang telah siap diatas kompor gas berapi.
Setelah saatnya saya angkat (sekitar 30 menit) ternyata oh ternyata.. hiks,hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, tinggi adonan hanya sepertiga dari tinggi adonan awal (I’m failed).

Saya jadi ingat asal muasal kue brownies yang cukup banyak versi, diantaranya yang paling saya ingat ini.. :  
Diceritakan seorang pemuda pengusaha kue yang mengalami krisis keuangan dan hampir membuat usahanya gulung tikar. Dia punya seorang karyawan yang masih temannya sendiri yang setiap pagi akan menjualkan kue-kue buatannya. Pada suatu hari dengan modal terakhir yang dia miliki, pemuda pengusaha kue tersebut membeli bahan-bahan untuk membuat kue coklat.
Hampir semalam suntuk dia berusaha keras membuat kue coklat lezat seperti yang tertera pada resep kue coklat. Pekerjaannya baru selesai saat fajar tiba. Namun alangkah kecewanya pemuda tersebut setelah melihat hasil kue coklatnya yang jauh berbeda dari yang terdapat pada buku panduan resep kue coklat. Modal terakhir yang dia punya pun telah habis untuk bahan-bahan kue coklat tersebut
Seperti biasanya pada pagi harinya sang karyawan datang mengambil kue hasil buatan majikannya tersebut. Tanpa bertanya karena melihat sang majikan tengah tertidur lelap akibat kelelahan membuat kue semalaman, dia mengambil kue-kue coklat tersebut dan menjualnya pada para pelanggan kue sang majikan. Para pelanggan sangat menikmati kue coklat itu dan kembali memesan untuk keesokan harinya, mereka mengira kue itu resep baru dari si pemuda tersebut. Dengan banyaknya pesanan kue coklat yang dikira gagal itu sang pemuda selamat dari gulung tikar (Wikipedia)

Indah sekali rasa kekecewaannya itu, berbuah manis, dan memberikan banyak pelajaran bagi saya.
Hidup ini memang tidak selalu sesuai dengan yang kita rencanakan, siapkanlah selalu secara sadar ; the alternative plan :  plan A plan B dan plan C, dst

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui" (QS. Al Baqarah : 216)

  Singkat cerita saya memang gagal buat brownies kukus, namun saya sekarang sudah punya langganan toko kue aman** dekat monument pers solo. Sangat enak..(well recommended)



 

Rabu, 17 Juli 2013

Antarkota-Antarprovinsi



Suatu Sore saya meniatkan pulang kerumah dengan menaiki bus. Perjalanan pulang itu saya awali dengan Jalan dari lab histogy fakultas kedokteran menyusuri trotoar baru yang sedang dibangun, sambil menikmati hijaunya kampus UNS, menyusuri sungai pertanian, taman yang full-free-hotspot, gedung-gedung baru yang sedang direparasi dan tak terasa saya sudah sampai gerbang depan kampus, menyeberang dengan hati hati mengikuti traffic light pejalan kaki.


Tampak dari kejauhan ada bus bus besar, meskipun ada bus antarkota, tapi memang rute naik bus yang paling nyaman menurut saya adalah naik bus besar, karena cepat dan memang tujuannya mau sampai terminal tirtonadi, nanti tinggal minta jemput atau naik angkot atau naik setiya rini, tergantung nanti sajalah.


Akhirnya saya mengulurkan jari telunjuk saya pertanda berhentikan bus besar. Ooh.. rupanya bus besar yang berhenti ini bukan biasanya yg saya naiki, biasanya adalah bus jurusan dari karanganyar. Awalnya saya pede saja, duduk di kursi tambahan dekat sopir, berhadap hadapan dengan kaca depan.

Terus terjadilah dialog ini :

sopir : “Mau kemana mbak?”

saya : “Mau ke tirtonadi pak..”

sopir : “Loh maksudnya apa ini berhenti di tirtonadi, ini bus besar mbak, bus antarprovinsi, bukan bus antarkota, maksudnya apa mbak ini, sambil pasang wajah kesal dan geleng-geleng kepala.” (pak sopir marah sambil terus mengulang ulang perkataan tadi, dan kernetnya juga ikut pasang wajah kesal)

saya : (sambil menciut, bingung, deg-degan) “iya pak nanti saya bayar Rp.5ribu yaa pak”

sopir : “(masih sambil kesal), gag usah bayar mbak, untuk apa.., kalo mau bayar Rp 5ribu kali 60 orang, karena kalo saya nerima uang mbak, itu kesalahan, nanti saya malah kena denda dari Pul Bus saya.” (penumpang di kursi belakang banyak yang tertuju pada saya..)

(bisa dibayangkan bagaimana situasi saat itu kan.. Hiks)


 Saya mencerna kata-kata bapak sopir ini, karena memang awalnya tidak mengerti maksudnya, dan tidak mengerti juga salahnya yang mana, karena biasanya naik bus-bus besar kemaren juga ga dimarahin begini,.. spontan aja saya minta maaf (selain karena memang salah, biasanya ketulusan maaf kita ini dapat meluruhkan hati seseorang) à “Maaf yaa pak, saya benar benar tidak tahu.., insyaAllah besok besok tidak saya ulangi”(sedih dan menyesal)

Benar saja, pak sopir memaafkan saya, ini ditunjukkan dengan volume perkataannya yang mengecil dan lebih ramahà  “iyaa gapapa mbak, nanti turun aja, gag usah bayar” kemudian diikuti berpanjang lebar cerita tentang kelemahan kelemahan manajerial Pul Bus tempat beliau bekerja yang kurang baik ( I’m just listening and smiling, dan menganguk angguk karena takut salah ngomong lagi)

Ada dua Hal yang saya pelajari dalam peristiwa ini, 


Pertama : minta maaflah bila memang salah, atau kalaupun kita merasa benar tetaplah minta maaf, karena sesungguhnya memang kita tidak banyak tahu atau belum banyak tahu tentang sesuatu, justru dengan minta maaf ini maka seseorang akan membuka ruang diskusi bahkan bisa juga meluluhkan hati..

Kedua : Belajarlah untuk melakukan  sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku.. biar aman.. (tapi sebenarnya tidak hanya agar aman tapi juga biar bisa jadi pengalaman untuk siapa saja yang mau mengambilnya)


Akhirnya sampai juga di terminal, terus saya kasih ke kernetnya Rp. 5ribu, sambil berkata “diterima yaa mas, untuk beli gorengan”  ujar saya. Eh Alhamdulillah mau diterima, dan saya pun tersenyum sambil berlalu..

Maaf ya pak Sopir.. Maaf ya pak Kernet..